"Progresnya 93,41 persen untuk depo dan 97,26 persen untuk progres underground. Jadi we are still on the track," tegas Direktur Utama PT MRT Jakarta William P. Sabandar saat ditemui di Kantor Pusat MRT Jakarta, Gedung Wisma Nusantara, Jakarta, Kamis (26/7).
William menambahkan dengan progres pengerjaan proyek yang tinggal menyisakan 5 persen, pihaknya optimistis operasional MRT secara penuh bisa dilakukan pada akhir Maret 2019 mendatang. Sebelum dioperasikan penuh secara komersial, ada beberapa tahapannya.
Pertama adalah tes sistem persinyalan yang akan dilakukan pada 9 Agustus 2018. Pada saat itu, MRT Jakarta akan menguji coba kereta pertama. Kemudian di tanggal 10 September 2018, MRT Jakarta akan melanjutkan uji coba pergerakan kereta di jalur utama.
Tahapan selanjutnya adalah uji coba kereta kedua yang akan dilakukan pada 8 Desember 2018. Kemudian di tanggal 15 Februari 2019 akan digelar uji coba sistem perkeretaapian. Jadi pada saat itu, kereta akan berjalan penuh tanpa penumpang dari Lebak Bulus menuju Bundaran HI.
"Sehingga akhir Maret 2019 ini MRT Jakarta akan mulai operasi komersial," sebutnya.
Selain itu, William menjelaskan bahwa seluruh sistem MRT sudah dalam keadaan siap termasuk pasokan listrik. Maklum saja, sistem yang dipakai MRT Jakarta hampir mirip dengan KRL Commuter Line Jabodetabek yaitu menggunakan kereta bertenaga listrik.
"Karena tanpa suplai listrik yang cukup ke seluruh sistem itu maka bagian-bagian tertentu tak akan beroperasi secara baik. Nah berbagai skenario disiapkan," jelasnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Proyek MRT Jakarta Sudah 95 Persen, Target Beroperasi Akhir Maret 2019"
Post a Comment