Search This Blog

Freeport Diibaratkan Kontrak Rumah, Ini Penjelasan Rhenald Kasali - Tempo.co

TEMPO.CO, Jakarta - Media sosial kembali riuh ketika nama Freeport kembali muncul dipersoalkan. Kali ini giliran Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali angkat bicara.

Baca: Mahfud MD Bicara Panjang soal Perpanjangan Kontrak Freeport

Rhenald Kasali menegaskan bahwa keberhasilan Indonesia menguasai 51,2 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) bukan seperti mengontrakkan tanah seperti umumnya yang belakangan dianalogikan oleh politikus partai Gerindra Rachel Maryam. 

"Perlu corporate strategy dan corporate finance yang sukses diterapkan para negosiator yang telah membuat pusing petinggi Freeport dengan deal yang katanya hebat," ujar Rhenald Kasali, Senin, 24 Desember 2018.

Sebelumnya Rachel menyindir tak sedikit pihak yang mengapresiasi keberhasilan Indonesia menguasai 51,2 persen saham PTFI tersebut. "Ada rumah dikontrakin ke orang. Pas kontraknya abis, untuk bisa ambil alih rumahnya sendiri, si pemilik rumah harus beli ke yg ngontrak. Belinya pake duit utang ke tetangga. Lalu semua tepuk tangan bahagia," ujarnya seperti dikutip dari cuitan di akun Twitter-nya, @cumarachel pada Sabtu pekan lalu, 22 Desember 2018.

Hingga kini cuitan Rachel itu berkembang viral karena dikomentari oleh 6.700 orang. Cuitan tersebut disukai oleh 3.368 orang dan di-retweet sebanyak 1.490 kali. Kebanyakan netizen menilai pernyataan Rachel itu tak menunjukkan kapasitasnya sebagai wakil rakyat.

Rhenald mengaku tak habis pikir jika ada yang berpendapat jika kontrak Freeport disamakan dengan kontrak rumah. "Lucu jika ada yang bilang tahun 2021 sdh otomatis semua jadi milik kita, lalu ngapain harus dibayar?" katanya.

Pendapat itu juga dinilai salah kaprah, menurut Rhenald, karena kontrak karya pertambangan ala Freeport tidak sama dengan yang berlaku di sektor migas. "KK di sektor migas, yang kalau sudah berakhir akan jadi milik kita." 

Rhenald menjelaskan, memang betul jika tambang Freeport fase kedua yang kini 51,2 persen sudah sah milik Indonesia dan cadangannya cukup untuk usaha 40-50 tahun ke depan. "Tapi untuk masuk ke terowongan itu kita harus naik ke puncak yang tinggi dulu dengan kendaraan ber-CC tinggi, menanjak sekitar 45 derajat sekitar dua jam dari bawah dan perlu teknologi yang mahal. Apa ini akan ditinggal oleh Freeport kalau KK tahun 2021 nya berakhir?" katanya.

Lebih jauh Rhenald Kasali mengaku bisa mengerti bila divestasi Freeport masih dipersoalkan sejumlah pihak karena banyak yang tak paham akan permasalahan yang kompleks tersebut. "Maklum, menganalisis Freeport ini complex. Ini gabungan macro-micro, corporate finance dan Fiscal policy, masalah hukum dan lingkungan hidup," ucapnya.

Let's block ads! (Why?)

Baca Dong Di sini https://bisnis.tempo.co/read/1158638/freeport-diibaratkan-kontrak-rumah-ini-penjelasan-rhenald-kasali

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Freeport Diibaratkan Kontrak Rumah, Ini Penjelasan Rhenald Kasali - Tempo.co"

Post a Comment

Powered by Blogger.